TUGAS KELOMPOK
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II
TEORI HOLISME & HUMANISME
“ ABRAHAM MASLOW”
Disusun Oleh Kelompok 8 :
Citra Widya
Kandy Aprilya (110541100002)
Nastaghfiruka Asmarani
Zenja (110541100008)
Siti
Hardiningsih
(110541100020)
Nila Maharani
Cahyanda (110541100056)
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB.I PENDAHULUAN
a. Riwayat Hidup
BAB. II PEMBAHASAN
a.
Teori Holisme dan Humanisme
b.
Teori Hirarki Kebutuhan
c.
Organisasi
Kepribadian
BAB. III PENUTUP
a.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat waktu
yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk menambah nilai tugas
kelompok Psikologi Kepribadian II
di Universitas Trunojoyo Madura
Makalah ini telah disusun oleh kami dengan usaha yang
maksimal. Namun,apabila menurut pembaca masih ada kekurangan dan kesalahan.
Kami harapkan saran perbaikan yang sifatnya membangun. Demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Bangkalan, 13 Maret
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Riwayat Hidup
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada
tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi
Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding
anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam
lingkungan yang mayoritas
dihuni oleh non Yahudi. Ia
merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia
awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari
Universitas
Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember
1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada
1934. Maslow kemudian memperdalam
riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami
subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang
lain yaitu Alfred Adler,
salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn
College.
Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth
Benedict seorang
antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun
personal. Kedua orang inilah
yang kemudian menjadi
perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi
manusia. Ia menulis dalam
subjek-subjek ini
dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari
gagasan-gagasan psikologi,
namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan
puncak dari pengalaman. Maslow
menjadi pelopor aliran
humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950
hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga"
di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951
hingga 1969, dan menjabat
ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang
memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini
ia juga mulai mengembangkan
konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia
meninggal karena serangan
jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HOLISME DAN HUMANISME
Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits
karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan
kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia
adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan kedalam kelompok
behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan psikoanalisis yang
mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan orang neorotik, tidak
berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan. Abraham Maslow akhirnya
menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan
ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama: psikoanalisis, dan kekuatan kedua:
behaviorisme)
HUMANISME
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat
dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme
menentang pesimisme dan keputus-asaan pandangan psikoanalitik dan konsep
kehidupan "robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa
manusia memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif,
dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan
menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua,
sekolah, dan tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian
menekankan hal-hal berikut :
Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang
berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu
kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain.
Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang
mestinya ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen.
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah
;
1. Kepribadian normal ditandai oleh
unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity,
integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah
keadaan normal, dan
disorganisasi berarti patologik.
2. Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
Keseluruhan berfungsi menurut hukum-
hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3. Organisme memiliki satu drive yang
berkuasa yakni aktualisasi diri (self actualization).
Orang berjuang tanpa henti (continous) untuk merealisasi
potensi inheren yang
dimilikinya pada ranah manapun yang
terbuka baginya.
4. Pengaruh lingkungan eksternal pada
perkembangan normal bersifat minimal. Potensi
organisme, jika bisa terkuak dilingkungan yang tepat, akan
menghasilkan kepribadian
yang sehat dan integral.
5. Penelitian yang komprehensif
terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian
ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis
yang diisolir.
Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistik menekankan perbedaan antara tingkah laku
manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai
mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan karateristik manusia
yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa,
serta puisi, musik, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut Maslow,
behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisme.
Manusia Pada Dasarnya
Baik, Bukan Setan
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologi yang
analog dengan struktur fisik: mereka memiliki "kebutuhan, kemampuan, dan
kecenderungan yang sifat dasarnya genetik." Beberapa sifat menjadi ciri umum
kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik individual. Kebutuhan,
kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling
tidak sesuatu yang netral, itu bukan setan. Pandangan Maslow ini menjadi
pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu
buruk atau antisosial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli
agamadan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan
kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar,
dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial
untuk berkembang positif.
Potensi Kreatif
Kreatifitas merupakan ciri universal manusia, sejak
dilahirkan. Itu adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan
daun, burung yang terbang, maka manusia kreatif. Kreativitas adalah potensi
semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya,
umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan
(enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal, yang memasung
kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya
sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yang segar, naif,
dan langsung, dalam memandang segala sesuatu.
Menekankan Kesehatan
Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada
manuasia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasi diri. Maslow berpendapat
psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustasi atau penyimpangan dari
hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang
memajukan aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang
menggagalkan atau menghambat atau menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami.
Karena itu, Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi
dirinya dan berkembang sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam
dirinya. Teori psikoanalisis tidak komprehensif karena didasarkan pada tingkah
laku abnormal atau tingkah laku sakit. Maslow berpendapat bahwa penelitian
terhadap orang lumpuh dan neorotik hanya akan menghasilkan psikologi
"lumpuh" karena itu dia justru meneliti orang yang berhasil merealisasikan
potensi secara utuh, memiliki aktualisasi diri, memakai dan mengeksploitasi
sepenuhnya bakat, kapasitas dan potensinya. Objek penelitiannya adalah
orang-orang yang terkenal, tokoh-tokoh idola yang kreativitas dan aktualisasi
dirinya mendapat pengakuan dari masyarakat luas, misalnya: Eleanor Roosevelt,
Albert Einstein, Walt Whiteman, dan Ludwig Bethoven.
B. MOTIVASI : TEORI HIRARKI KEBUTUHAN
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
setiap. jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah
(relatif) terpuaskan. Hubungan Antar Kebutuhan
Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya; kebutuhan pada
tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau
dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi, kebutuhan
fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman.
Sesudah kebuutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan
kasih sayang, begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan, -baru akan
muncul kebutuhan meta.
Kebutuhuan Rendah
versus Kebutuhan Tinggi
Pada umumnya kebutuhan yang lebih mempunyai kekuatan atau
kecenderungan yang lebih untuk di prioritaskan.
Perbandingan antara kebutuhan-kebutuhan itu dipostulatkan
oleh Moskow sebagai berikut :
- Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia. Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum tetapi hanya manusia yang memiliki aktualisasi diri, mengetahui dan memahami.
- Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu. Aktualisasi diri mungkin baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan fisiologis dan keamanan dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta dan esteem.
- Kebutuhan yang semakin lebih tinggi, semakin kurang kaitannya dengan usaha mempertahankan kehidupan, perolehan kepuasannya bisa ditunda semakin lama. Gagal memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi tidak mengakibatkan keadaan darurat atau reaksi krisis seperti pada kegagalan memuaskan kebetuhan yang lebih rendah.
- Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut juga kebutuhan berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).
- Kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis, sedang kebutuhan yang lebbih tinggi memberi keuntungan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan keutuhan kehidupan batin.
- Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha memporoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku dan tujuan yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
- Kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, politik- yang lebih baik dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya aktualisasi diri memerlukan kebebasan ekspresi dan memperoleh peluang dibanding kebutuhan rasa aman.
Kebutuhan Dasar 1:
Kebutuhan Fisiologis
Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (usaha
menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam,
serta kebutuhan istirahat dan seks. Bisa terjadi kebutuhan fisiologis harus
dipuaskan oleh pemuas yang seharusnya tetapi ada juga kebutuhan yang dapat
dipuaskan dengan pemuas yang lain.
Kebutuhan Dasar 2:
Kebutuhan Keamanan (Safety)
Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul
kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas,
kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada
dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah
pertahanan hidup jangka pendek, sedangkan keamanan adalah pertahanan hidup
jangka panjang.
Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk
menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar. Pengasuhan yang
bebas tidak mengenakan batasan-batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan
bayi tidur dan kapan makan, akan membuat bayi bingung dan takut, bayi tidak
terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatannya.
Menurut Maslow gejala neurotik obsesif –kompulsif banyak
dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan keamanan. Misalnya orang
berulang-ulang meneliti pintunya sudah terkunci atau belum.
Kebutuhan Dasar 3:
Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)
Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan,
kebutuhan dimiliki atau dari kelompok social dan cinta menjadi tujuan yang
dominan. Maslow menolak pandangan Freud bahwa cinta adalah sublimasi dari
insting seks. Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah
hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling
menghargai, menghormati, dan mempercayai.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-love dan
Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. D-love adalah cinta
yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi.
B-love di dasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa
adanya, tanpa keinginan memanfaatkan orang itu. Menurut Maslow, kegagalan
memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk
psikopatologi.
Kebutuhan Dasar 4:
Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)
Manakala kebutuhan dimiliki dan cinta telah relatif
terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua
jenis harga diri:
- Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
- Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.
Menurut
Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan
diri kepada diri sendiri.
Kebutuhan Meta: Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Akhirnya
sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta, kebutuhan
menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh
bakat-kemampuan-potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi
potensinya.
Empat
kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency
need), sedangkan kebutuhan meta adalah kebutuhan karena ingin berkembang-ingin
berubah, ingin mengalami trasformasi menjadi lebih bermakna atau B-need (being
need). Menurut Maslow kebutuhan dasar berisi kebutuhan konatif sedangkan
kebutuhan meta berisi kebutuhan estetik dan kebutuhan kognitif.
Kebutuhan Neurotik
Kepuasan kebutuhan hirarkis ( konatif ,estetis , kognetif )
menjadi dasar dari kesehatan fisik dan psikis seseorang, dan frustasi karena
kegagalan memperoleh kepuasan akan menimbulkan gangguan , penyakit pada saraf
tertentu . Maslow mengemukakan, manusia masih mempunyai satu kebutuhan,
yakni kebutuhan neurotic, yang bekerja terpisah dari tiga kebutuhan itu . Frustasi karena kebutuhan hirarkis tidak
terpenuhi, dalam keadaan yang ekstrim dan berjangka lama dapat berubah menjadi
kebutuhan neurotik. Sesudah berubah
wujud menjadi kebutuhan neuritik, kebutuhan ini membuat system sendiri yang
terpisah dari sisten kebutuhan yang sehat.
Kebutuhan neurotic membuat orang mengalami stagnan atau patologis tidak
peduli apakah kebutuhan itu terpenuhi atau tidak terpenuhi.
Kebutuhan neurotik bersifat nonproduktif, mengembangkan gaya
hidup yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitan
dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya hidup reaktif, berperan
sebagai kompensasi dari kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Orang yang
kebutuhan keamanannya tidak terpuaskan, mungkin mengembangkan keinginan yang
kuat untuk menimbun uang dan harta benda.
Dorongan menimbun semacam itu adalah dorongan neurotik, tidak berharga
sebagai motivator menuju kesehatan jiwa .
Mencapai Aktualisasi
diri
Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi
dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga dapat di pandang sebagai tujuan
final,tujuan ideal dari kehidupan manusia. Konsep tujuan hidup motivator ini
mirip dengan konsep arsetif-self dari jung, kekuatan-kreatif-self dari adler,
ataupun realisasi dari horney. Menurut
Maslow , tujuan aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak
lahir.
Kebutuhan neurotik merupakan perkembangan kebutuhan yang
menyimpang dari jalur alami. Menurut Maslow penolakan,frustasi,dan penyimpangan
dari perkembangan hakekat alami akan menimbulkan psikopatologi. Dalam pandangan
ini,apa yang baik adalah semua yang mendekat ke aktualisasi diri, dan yang
buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau
menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan. Karena itu
psikoterapi adalah usia mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan
perkembangan sepanjang lintasan yang diatur alam di dalam dirinya.
Pengembangan diri
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena mereka takut
menyadari kelemahan dirinya sendiri. Maslow mengemukakan dua jalur untuk
mencapai aktualisasi diri , yaitu: 1.
jalur belajar (mengembangkan diri
secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarkis) , dan 2. Jalur pengalaman
puncak.
Ada delapan model tingkahlaku yang harus di pelajari dan
dilakukan agar orang dapat mencapai aktualisasi diri melalui jalur
belajar-pengembangan diri,sebagai berikut:
1. Alami sesuatu dengan utuh , gambling, tanpa pamrih.
2. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara
keamanan(jauh dari rasa sakit dan kebutuhan
bertahan) dengan resiko (demi kemajuan dan pengembangan).
3. Biarkan self tegak.
4. Apabila ragu, jujurlah.
5. dengar dengan seleramu sendiri,bersiaplah untuk tidak
popular.
6. Gunakan kecerdasanmu ,kerjakan sebaik mungkin apa yang
ingin kamu kerjakan, apakah itu
latihan jaru diatas tuas piano, mengingat setiap
tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimana
memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra.
7. Buatlah
pengalaman puncak (peak experience ) seperti terjadi, buang ilusi, dan
panddangan
salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak
potensial.
8. Temukan siapa dirimu ,apa pekerjaanmu,apa yang kamu
senangi dan apa yang tidak kamu
senangi ,apa yang baik dan buruk bagimu,kemana kamu pergi,apa
misimu.
Pengalaman Puncak (Peak
Experience )
Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang
mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman
mistik mengenai perasaan dan sensasi
yang mendalam , psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang
mengalami ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa ,seperti
pengalaman keilahian yang mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau
mengalami transendesi. Maslow menerima gambaran penga laman puncak yang disusun oleh William james,
sebagai berikut:
1. Tak
terlukiskan ( ineffability) : subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera
mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan
dengan kata-kata, yang dapat di jelaskan kepada orang lain.
2. Kualits
kebenaran intelektual (neotic quality) :
pengalaman puncak adalah pengalaman menemukan kebenaran dari hakekat
intelektual.
3. Waktunya
pendek(transiency) : keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya
berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam ( jarang sekali ada
yang berlangsung lebih lama), pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke
dunianya sehari-hari.
4. Pasif
(passivity) : orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya
tergusur ( abeyance), dan terkadang dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh
kekuatan yang sangat besar.
Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa
pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja,
khususnya mereka yang sudah mencapai aktualisasi diri akan mengalaminya secara
teratur berkali-kali. Pengaruh
pengalaman puncak berjangka lama-tidak mudah hilang(lasting), antara lain:
1.
Hilangnya simptom neurotik.
2.
Kecenderungan meihat diri sendiri lebih
sehat.
3.
Perubahan pandangan mengenai orang lain
dan hubungan dirinya dengan mereka.
4.
Perubahan pandangan diri mengenai dunia.
5.
Munculnya kreativitas,spontanitas,dan
kemampuan mengekspresikan diri.
6.
Kecenderungan mengingat pengalaman puncak
itu dan berusaha mengulanginya.
7.
Kecenderungan melihat kehidupan secara
umum sebagai hal yang lebih berharga.
Dapat disimpulkan aktualisasi diri yang dicapai melalui
pengalaman puncak membuat orang lebih religius,mistikal,sholeh,dan indah
(poetical) dibandingkan dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan
diri (yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan). Namun
secara umum orang mencapai aktualisasi diri mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:
1.Orentasinya realistic,memandang realitas
secara efesien.
2. Menerima diri, orang lain, dan
alam sekitar apa adanya.
3. Spontan,alami,sederhana.
4. Lebih memperhatikan masalah
(problem –centered) alih-alih mempehatikan diri sendiri
(self-centered).
5. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy.
6. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan.
7. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip.
8. Memiliki pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religious.
9. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat social (gemeinschaft).
10.Cenderung memiliki hubungan akrab
dengan sedikit orang tercinta alih-alih hubungan
renggang dengan banyak orang.
11. Memiliki nilai dan sikap
demokratis.
12. Tidak mengacaukan sarana dengan
tujuan .
13. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan.
14. Sangat kreatif.
15. Menolak bersetuju dengan kultur .
16. Luluh dengan lingkungan alih-alih
sekedar menanganinya.
C. ORGANISASI KEPRIBADIAN
Sindrom Kepribadian
Unit utama dari kepribadian
adalah sindrom kepribadian (personality syndrome): senjumlah sifat-sifat yang
berbeda (tingkahlaku,persepsi, fikiran, dorongan untuk berbuat, dll.) yang
terorganisir dan berhubungan satu sama lain.
Maslow meneliti tiga sindrom yang
terpenting, yakni sindrom harga diri (self esteem), sindrom keamanan (security),
dan sindrom kecerdasan (intelectual). Penelitian dilakukan dengan menggukan
metoda holistik-analitik.
Kekurangan dan menjadi
(deficiency – being)
Menurut maslow, orang berhubungan
dengan dunia luar dalam dua bentuk, alam-kekurangan dan alam menjadi.
Alam kekurangan atau D-realm adalah D-need, D-love, dll (D
=deficiency=kekurangan.) dapat dikategorikan kegiatan memuaskan kebutuhan dasar
unuk bertahan hidup – orang akan berusaha mengatasi kebutuhan makan,
minum,istirahat. Alam menjadi, atau B-realm adalam B-need, B-love, dan B
– lainnya (B = being = menjadi.) adalah hubungan orang dengan dunia
luarnya sesudah kebutuhan dan motiv dasar terpenuhi. Orang kemudian telibat
dalam mengembangkan aktualisasi diri dan memperluas eksistensi.
Sebagai tambahan untuk membedakan
motiv/kebutuhan D dengan B, maslow membedakan menjadi dua, D-cognition dengan
B-cognition. B-kognisi lebih diharapkan tetapi dapat membuat orang hanya
memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Dan hal tersebut
menurut maslow tidak baik. Perbedaan berfikir B-kognisi dengan D-kognisi
dapat dilihat pada tabel 25.
Personal orientation inventory
(shostrom).
POI adalah tes mengenai
aktualisasi diri, bertujuan untuk mengukur aktualisasi diri seseorang. Tes
terdiri dari 150 item pilihan ganda, sadites diminta untuk memilih mana yang
sesuai dengan dirinya, pernyataan(a) atau (b), mereka berhak untuk tidak
menjawab pertanyaan tersebuat apabila tidak cocok dengan dirinya atau mereka
sama sekali tidak tahu mengenai pertanyaan tersebut.
POI mempunyai 2 skala utama dan
10 subskala. Skor tinggi pada 12 skala menunjukkan tingginya tingkat
aktualisasi diri, sedang skor rendah memberi petunjuk kekurangan – kekurangan
dalam nilai- nilai yang membuat orang terhambat mencapai aktualisasi diri. (sampel
item POI. ada pada tabel 26).
Tabel 25
Perbandingan
ciri-ciri D-kognisi dengan B-kognisi
D-kognisi
|
B-kognisi
|
Segala sesuatu dipandang
tergantung kepada yang lain, sebagai tidak lengkap
|
Segala sesuatu dipandang utuh,
lengkap
|
Beberapa aspek dari sesuatu
yang diperhatikan; perhatian yang bersamaan diberikan kepada hal lain, faktor
yang berkaitan atau kasual.
|
Segala sesuatu diperhatikan
secara khusus dan dipandang mendalam dan menyeluruh.
|
Sesuatu dipandang sebagai
anggota sari suatu kela, contoh, atau sampel
|
Segala sesuatu dipandang tidak
berhubungan urusan manusia.
|
Segala sesuatu dipandang
berhubungan dengan urusan manusia, kegunaannya, keberbahayaannya, dan
semacamnya.
|
Segala sesuatu dipandang tidak
berhubungan urusan manusia.
|
Segala sesuatu menjadi kurang
menarik, kesamaan mengarah ke kebosanan.
|
Segala sesuatu menjadi semakin
menarik dengan mengulang mengalaminya.
|
Pelaku mengalami bukan hanya
obyek semata, tetapi obyek yang terikat dengan self. Ego menjadi titik pusat
pengalaman.
|
Penerima pengalaman menjadi
terlarut dan tidak memunculkan self; pengalaman diorganisir disekitar obyek
alih-alih disekitar ego.
|
Segala sesuati dipandang
sebagai sarana bagi yang lain.
|
Segala sesuatu dipandang
berakhir. Sampai itu sebagai hal yang menarik secara hakiki (intrinsik).
|
Segala sesuatu dipandang
pilah-pilah tidak saling berhubungan, sering bertentangan.
|
Dikotomi, polaritas, konflik
antar segala sesuatu dipandang perlu dan dibutuhkan oleh keseluruhan.
|
Dunia dalam dan dunia luar
dipandang sebagai yang semakin tidak sama.
|
Dunia dalam dan luar dipandang
sebagai hal semakin sama.
|
Obyek dipandang sebagai hal
yang normal, sehari-hari, tidak ada yang luar biasa.
|
Obyek sering dipandang
dipandang sebagai suci, sakral, sangat spesial.
|
Hal yang serius dipandang
sangat berbeda dengan sesuatu yang menyenangkan, humor adalah musuh atau
tidak ada.
|
Dunia dan self sering dipandang
menarik dan pedas; kelucuan dan tragis digabungkan; humor adalah filosofi.
|
Neurotik
Menurut maslow, manusia itu lahir
dengan keininan dasar berkembang sehat, bergerak menuju aktualisasi diri. Gagal
dalam mengembangkan keinginan dasar itu kan menimbulkan neurosis dan
perkembangan abnormal.
Tabel 26
Sampel
personal orientation inventory dari shostrom
skala
|
Sampel
item
|
Skala
utama 1
Time
competence
|
1. a. Saya
selalu berusaha untuk meramalkan apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.
b. Saya merasa tidak perlu
berusaha meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2. a. Saya khawatir
dengan masa depan saya.
b. Saya
khawatir dengan masa depan saya.
|
Skala
utama 2
Inner
direction
(support)
|
1. a.
Nilai-nilai moral saya, saya peroleh dari masyarakat.
b. nilai-nilai moral saya, saya
tentukan sendiri.
2. a. Saya merasa berdosa
ketika mememntingkan diri saya sendiri
b. Saya tidak
merasa berdosa ketika mememntingkan diri saya sendiri
|
Sub
skala 1
Self-actualizing
values
|
1. a. Saya
sering membuat keputusan secara spontan.
b. Saya sering tidak pernah
membuat keputusan secara spontan.
|
Sub
skala 2
existentiality
|
1. a. Saya
merasa harus selalu mengatakan kebenaran
b.
Saya tidak selalu mengatakan kebanaran
|
Sub
skala 3
Feeling
reacivity
|
1. a. Saya
hidup dengan nilai-nilai yang sisetujui orang lain
b.
Saya hidup dengan nilai-nilai yang dasar utamanya dalam perasaan saya
sendiri
|
Sub
skala 4
spotaneity
|
1. a. saya
harus menilai tingkah laku saya berdasarkan pencarian minat saya.
b.
Saya tidak harus menilai tingkah laku saya berdasarkan pencarian minat saya.
|
Sub
skala 5
Self
regard
|
1. a. Penting
bahwa orang lain menerima pandangan saya.
b.
Tidak penting bahwa orang lain menerima pandangan saya.
|
Sub
skala 6
Self
acceptance
|
1. a. Saya
mencoba untuk tulus hati, tetapi kadang-kadang gagal.
b.
Saya mencoba untuk tulus hati, dan saya selalu tulus hati.
|
Sub
skala 7
Nature
of man constructive
|
1. a. Saya
bermasalah dalam menyatukan seks dan cinta.
b.
Saya tidak bermasalah dalam menyatukan seks dan cinta.
|
Sub
skala 8
synergy
|
1. a.
Manuasia itu sekaligus malaikat dan setan.
b. Manusia
itu tidak selalu memiliki dua sifat, malaikat san setan.
|
Sub
skala 9
Acceptance
of aggression
|
1. a.Saya
temukan beberapa orang yang bodoh dan tidak menarik.
b.
Saya tidak pernah menemukan beberapa orang yang bodoh dan tidak menarik.
|
Sub skala
10
Capacity
for intimate contact
|
1. a. Saya
takut untuk bersikap ramah-lembut.
b.
Saya tidak takut untuk bersikap ramah-lembut.
|
Penderita neurotic adalah orang
yang terhalang atau menghalangi diri sendiri dari memperoleh kepuasan kebutuhan
dasar mereka sendiri. Halangan itu menghentikan gerak maju menuju aktualisasi
diri. Jika orang tidak mempunyai makanan dan tempat tinggal, mereka tidak akan
mencapai perkembangan potensi psikologis sepenuhnya. Individu yag merasa
terancam dan tidak nyaman akan memiliki kepercayan diri dan harga diri yang
rendah.
Psikoterapi
Menurut maslow, kepuasan kebutuhan dasar hanya dapat terjadi melalui
hubungan interpersonal, karena itu terapi harus bersifat interpersnal. Suasana
terapi harus melibatkan rasa jujur, salingpercaya dan tidak difensif.
Suasana itu juga mengijinkan ekspresi yang kekanak-kanakan dan memalukan.
Ekspresi kelemahan diri ini akan terjadi kalau hubungan terapi mendukung. Dalam
suasana yang demokratis, terapis harus memberi klien penghargaan, cinta dan
perasaan bahwa klien itu berada dalam alur perkembangan yang benar. Hubungan
teraputik bukan hanya dibangun melalui cintayang diberikan kepada kliaen,
tetapi juga ekspresi cinta dna afeksi dari klien kepada perapisnya. Klien secara
umum didorong untuk menampilkan nilai-nilai yang berhubungan dengan
perkembangan positif. Ia didorong untuk berani membuka diri, belajar memahami
lebih lanjutmengenai kompleksitas kehidupan manusia. Maslow menyadari bahwa
terapi yang suportif dan hangat tidak dapat dipakai dengan klien tertentu,
misalnya mreka yang kronis, neurotik yang melibatkan ketidakpercayaan dan
kemarahan kepada orang lain. Pada kondisi semacam itu, maslow yakin analisis
memakai pendekatan freud lebih berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits
karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan
kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik.
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan- kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
DAFTAR PUSTAKA
Edward Hoffman. 1988. A
Biography of Abraham Maslow. Los Angeles: Jeremy P. Tarcher.
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi.
Jakarta: UMM.
.
thanks beautyy:)
BalasHapusMy blog